Archive for Mei 2010

HIDUPLAH SEBAGAI JIWA YANG IKHLAS


.

“Setiap jiwa adalah jiwa kecintaan Tuhan
yang diturunkan ke alam kehidupan raga sebagai manusia
yang bertugas mewujudkan kemuliaan dari jiwanya
untuk mengindahkan kehidupan sesamanya
bagi keindahan hidupnya di surga.

Dan jiwa yang mampu memimpin dirinya sendiri
untuk keluar dari kekhawatiran, ketidak-tegasan,
penundaan, dan kemalasan,
memiliki semua potensi untuk memindahkan gunung.

Karena sesungguhnya,
kekuatan setiap jiwa dijamin oleh Sang Pencipta.

Maka marilah kita ingat kembali
pesan yang disampaikan pada hari kelahiran kita ...

Hiduplah sebagai jiwa yang ikhlas.”

.....................................................................
Tidak mungkin jiwa yang bertanya-tanya tentang haknya untuk hidup dalam kedamaian dan kesejahteraan, tidak diberikan petunjuk.

Petunjuk itu telah diturunkan dalam pemberitahuan yang isinya tak mungkin ditemukan dalam karangan manusia, dan sebagian lagi ditempelkan pada penciptaan di alam ini – agar kita bebas mengamatinya.

Tetapi, tidak sedikit orang yang membutuhkan penyelamatan, adalah justru orang-orang yang mempersulit bantuan bagi kebaikannya sendiri.





Ada orang yang sudah diberikan kecerdasan untuk mengerti nasehat baik, tetapi hatinya yang pekat dengan keluhan – membuatnya segera bertanya:

Tapi khan nggak mudah Pak?
Itu khan teori?
Khan melakukannya nggak semudah mengatakannya?
Apakah Bapak sudah membuktikan?
Kalau orang susah seperti saya apa bisa?
Bapak belum pernah miskin kaya' saya ya?

Dan yang memilukan hati, adalah orang yang hidupnya masih belum mudah dan sedang terpinggirkan, tetapi saat mendengar nasehat baik yang bisa digunakannya untuk memperbaiki kehidupan, dia menyeletuk:

Ah … biasa aja tuh …

………..

Padahal, …
jika mereka memperhatikan,
jika kita memperhatikan,
jika jiwa ini memperhatikan …

Ikhlas adalah seutuhnya menerima Tuhan dengan semua kebenaran-Nya.

Kebenaran Tuhan adalah untuk kemuliaan kita, dalam kehidupan di dunia dan dalam kehidupan setelah kehidupan ini.

Maka, ….

Jiwa yang menerima Tuhan dengan seutuhnya sebagai pemimpin kehidupannya, akan dibenarkan kehidupannya dengan cara-cara yang indah.

Tetapi jiwa yang pelik dan ketil berhitung dalam keputusan yang tarik-ulur dalam menjadikan Tuhan sebagai pemimpin kehidupannya,
dan kadang-kadang mencoba perhitungan akal-akalan untuk menyiasati kewenangan Tuhan mengenai nasibnya,
akan tetap dibenarkan kehidupannya – tetapi dengan cara-cara yang tidak akan disukainya.

Sesungguhnya, …

Keikhlasan adalah gerbang keemasan yang memisahkan kehidupan yang bebannya harus kita pikul sendiri dan kehidupan yang bebannya dipukul bersama Tuhan.

Dengannya, inilah jawaban bagi dia yang bertanya,

Apakah ikhlas itu?

Ikhlas adalah seutuhnya menerima Tuhan dengan semua kebenaran-Nya.

Bagaimana caranya untuk ikhlas?

Terimalah Tuhan dengan seutuhnya, bersama semua kebenaran-Nya.

Tetapi mengapakah ikhlas itu sulit?

Karena engkau memilih mempertahankan kebiasaan dan kesenangan mu yang tak akan memperkuat dan memuliakanmu, daripada memilih pikiran, sikap, dan perilaku yang ditetapkan oleh Tuhan sebagai jalan lurus menuju kedamaian dan kesejahteraanmu.

Apakah jaminannya bahwa hidup saya akan baik, jika saya ikhlas?

Tidak ada jaminan untuk keikhlasan, karena jaminan itu tidak diperlukan.
Yang ada adalah bukti, bahwa kurangnya keikhlasanmu telah melemahkan hidupmu.
Apakah kegelisahan hatimu tidak cukup menjadi bukti bahwa tidak ada kedamaian di luar keikhlasan?

………..


Dan sesungguhnya kita diberikan kemampuan berpikir,

untuk memilih yang memuliakan kita tanpa harus diperingatkan dengan rasa malu,
untuk mendahulukan yang harus dilakukan,
untuk meninggalkan yang tidak memuliakan,
untuk melakukan yang mudah saat ia masih mudah,
untuk memulai karena harus selesai,
dan untuk mencintai kebaikan karena hanya kebaikan yang membaikkan.

Janganlah kita akhirnya melakukan yang sudah lama dilakukan oleh mereka yang ikhlas.

………..
Marilah kita ikhlaskan diri untuk menjadi pribadi yang dekat dan taat kepada Tuhan; dan hidup dengan pikiran, sikap, dan perilaku yang menjadikan kita bermanfaat bagi kebahagiaan sesama.

Marilah kita memasuki gerbang keikhlasan jiwa,
yang menghubungkan kehidupan kita hari ini dengan padang rumput hijau di halaman taman pemuliaan hidup, yang namanya kebahagiaan itu.

Marilah kita mengindahkan wajah jiwa kita,
untuk bersama duduk-duduk,
atau berbaring di atas permadani rumput hijau,
yang sejuk dan lembut,
yang harum dengan aroma melati dan mawar,
yang akarnya dikayakan oleh kelembaban air suci,
dari aliran parit-parit kecil yang bening dan sesetia cermin permukaannya,
yang gemerciknya mengalunkan kidung kedamaian,
yang memantulkan keindahan biru dari langit yang lembut,
yang menggantung sebagai atap yang melindungi,
dengan kedalaman yang tak tertembus pandangan,
yang diterangi oleh sinar cemerlang yang tak menyilaukan,
yang menenggelamkan jiwa dalam alun mimpi yang setengah menidurkan,
dan yang menegakkan kesadaran dalam semedi yang agung.

Maha Indah Tuhan dalam kelembutan pemeliharaan-Nya.

Yang menjadikanku utuh dan cukup karena kebersamaanku dengan-Nya.

Engkau Tuhanku.

Aku ber-Tuhan.
Aku berterima kasih karena Kau ijinkan aku mengatakan, bahwa ...
Aku memiliki Tuhan.

Engkau lah yang memiliki semua,
maka sesungguhnya aku tak membutuhkan apa pun.

Aku hanya membutuhkan-Mu.
Karena, jika aku memiliki-Mu, aku memiliki semua.

Tuhan ku,
... amat dalam kecintaan ku kepada Mu
aku memohon ... dalam kerinduan ku untuk kelembutan kasih sayang Mu

... kasihilah aku.

... damaikanlah hatiku, indahkanlah wajahku, merdukanlah suaraku,
indahkanlah cara-caraku, baikkanlah hati sesamaku kepada ku,
kuatkanlah aku, mudahkanlah urusanku, baikkanlah rizki ku,
dan bahagiakanlah keluarga ku ...

Amien ...

...........


Duh …
seandainya pikiran ini tak dibatasi oleh bahasa …
alangkah indahnya kehidupan bagi jiwa yang bisa mengerti surga sebelum memasuki surga …

Sesungguhnya …
Tuhan tidak pernah menjadikan satu bahasa cukup untuk menggambarkan keindahan kehidupan bagi jiwa yang ikhlas,
agar kita meramahkan diri dalam mempelajari kelebihan sesama,
agar kita menerima perbedaan sebagai pengindah keberadaan,
dan semuanya itu …
agar kita menemukan cara untuk mengerti keindahan surga,
yaitu keindahan kehidupan bagi jiwa yang ikhlas.

Surga adalah keindahan kehidupan bagi jiwa yang ikhlas.

Maha Agung Tuhan dalam semua kebenaran-Nya.

………..Sahabat saya yang hatinya dalam pemeliharaan Tuhan,

Berikut adalah dialog yang sering terjadi antara saya,
dengan jiwa saya:

………..


Jiwaku, … walaupun engkau dan aku ini – satu,
ini yang kuminta dari mu;

Wahai jiwaku, ikhlaslah.

Engkau dan aku berhak bagi keindahan hidup yang menjadi hak bagi jiwa yang ikhlas.

Maka, marilah kita berhenti hanya bertanya, tanpa bersungguh-sungguh mencoba.

Marilah kita berhenti mengharuskan Tuhan memenuhi syarat keraguan hati kita, sebelum kita ikhlas berupaya.

Marilah kita berhenti mensyaratkan semuanya mudah, sebelum kita bersedia berupaya.

Marilah kita berhenti meminta jaminan bahwa upaya kita akan dihargai oleh Tuhan, karena jaminan itu adalah kepastian bagi yang ikhlas.

Marilah kita berhenti menyalahkan Tuhan atas kelemahan-kelemahan kita, karena banyak orang yang tak sekuat kita – yang berhasil karena keikhlasannya.

Dan ini yang harus kita tetapkan sebagai kekuatan di hati kita, …

Agar kita memulai semua perjalanan menuju keberhasilan kita dari mana pun kita berada,
dengan modal apa pun yang sudah ada pada kita,
dan dengan sesegera mungkin,
dengan ketulusan dalam bekerja,
dan dengan keberserahan dalam menanti hasil dari upaya kita.

Bukankah kita mengetahui bahwa Tuhan Maha Perkasa dan Maha Kaya?

Maka terimalah ini dengan hatimu yang damai,
bahwa jika Tuhan cukup kau bahagiakan dengan kesungguhanmu,
Tuhan akan mencukupkan sekecil-kecil kekuatanmu,
untuk menyelesaikan sebesar-besar tugasmu.

Maha Besar Tuhan dalam kasih-sayang-Nya,
yang sangat mengasihi jiwa yang ikhlas.

Itu sebabnya, …
pribadi yang ikhlas - tampil lebih besar dari ukuran kemanusiannya,
dengan dia mudah melakukan hal-hal yang tidak bisa dilakukan oleh seribu orang,
yang mampu melihat yang tak terlihat,
yang bisa mendengar yang tak tersuarakan,
dan yang membatalkan peperangan hanya dengan menyentuh hati.

Jiwa yang ikhlas adalah jiwa yang sakti.

Itu sebabnya,
jiwa yang mampu memimpin dirinya sendiri
untuk keluar dari kekhawatiran, ketidak-tegasan,
penundaan, dan kemalasan,
memiliki semua potensi untuk memindahkan gunung.

Karena, jiwa yang ikhlas adalah jiwa yang sakti.

Tuhan mensaktikan jiwa-jiwa yang dikasihi-Nya.

………..
Selengkapnya...

VIDEO.KU


.

Selengkapnya...

BERBAKAT MENJADI PRIBADI YANG DAMAI DAN KUAT


.


Anda berbakat untuk menjadi pribadi yang damai dan kuat, jika Anda tegas menyikapi yang kecil sebagai yang kecil, dan
yang besar sebagai yang besar.

Ukuran dari kekhawatiran-kekhawatiran seseorang adalah tanda dari ukuran pribadinya.

Kekhawatiran kecil tidak akan pantas menjadi pengisi kesadaran seseorang yang besar, atau yang sedang membangun kebesaran pribadinya.

Maka, khawatirkanlah hal-hal yang besar, yang pencapaian atau penyelesaiannya penting bagi kebaikan banyak orang.

Ingatlah,

Anda hanya sebesar yang Anda khawatirkan.

………..

Sahabat saya yang besar hatinya,

Anda disebut pribadi yang kuat, jika Anda-lah yang memutuskan jenis dan ukuran dari yang masalah yang Anda khawatirkan.

Dan,

Anda disebut pribadi yang lebih kuat lagi, jika masalah yang membuat orang lain terhina – justru mentenagai kesungguhan Anda untuk menghebatkan diri.

Karena, Anda menyadari bahwa …

Penghinaan tidak akan merendahkan pribadi yang sedang meninggikan derajat.

Dan, pujian tidak akan meninggikan orang yang merendahkan martabatnya sendiri.

Maka,

Anda berbakat untuk menjadi pribadi yang damai dan kuat, jika Anda tegas menyikapi yang kecil sebagai yang kecil, dan
yang besar sebagai yang besar.

………..

Sahabat saya yang sangat dikasihi Tuhan,

Kita tidak mungkin naik kelas dalam kehidupan kita TANPA diminta untuk menunjukkan kesesuaian kita bagi tugas-tugas yang lebih besar, dan bagi kenikmatan-kenikmatan yang lebih haru.

Maka,

Marilah kita menyikapi masalah sebagai pemberitahuan untuk memperkuat diri, dan menyambut besarnya masalah sebagai penghormatan kepada ukuran diri kita di hadapan Tuhan.

Mudah-mudahan kita dikuatkan HARI INI, karena …

Segera setelah kita menyatakan keinginan untuk menjadi pribadi yang damai, kita akan diuji dengan masalah yang memberikan kesempatan kepada kita untuk membuktikan bahwa kita lebih kuat daripada masalah kita.

Sahabat saya yang hatinya lembut,

Bersabarlah. Kuatkan diri Anda.
Sadarilah bahwa semua masalah adalah sementara.
Ikhlaskanlah diri untuk merasakan cubitan dari masalah Anda. Niat Tuhan selalu baik.
Alihkan semua pikiran dan perasaan Anda untuk menemukan cara untuk menjadikan diri lebih kuat daripada penyebab masalah ini.
Sibukkanlah diri dalam pekerjaan yang memperkuat diri.
Santunkan dan ramahkanlah diri kepada orang lain.
Tersenyumlah. Senyum yang paling indah bagi Tuhan, adalah senyum yang mengalir keluar dari hati yang ikhlas – melalui genangan air mata, dan tampil sebagai pengindah wajah Anda.
Tautkanlah hati Anda kepada Tuhan.
Jangan putuskan kesadaran bahwa Anda sedang diperhatikan oleh Tuhan.

Damailah …
Selengkapnya...

SEMUA YANG ANDA INGINKAN, ADA SYARATNYA.


.


Tuhan telah menetapkan Hukum Sebab-Akibat dengan ketegasan yang dijamin dengan semua sifat ke-Maha-an Tuhan, agar kita merasa damai dalam menjadikan diri kita sebab bagi kehidupan yang kita idamkan.
Anda akan mencapai apa pun
jika Anda bersedia melakukan yang dibutuhkan untuk mencapainya.

Tetapi, berapa banyakkah orang yang kesibukannya betul-betul berhubungan dengan yang akan dicapainya?

Berapa banyakkah orang yang ingin menjadi orang kaya yang kesibukannya sama sekali tidak ada hubungannya dengan berhemat dan memperbesar pendapatan?

Apakah mungkin kita menjadi kaya dengan kebiasaan yang memiskinkan diri?

Apakah mungkin kita panjang umur dengan kebiasaan yang merusak kesehatan?

Dan apakah mungkin kita menjadi orang besar dan dimuliakan dengan kebiasaan mencela dan bermusuhan dengan orang lain?

Marilah kita ikhlaskan diri ini untuk terlibat hanya dalam hal-hal yang berguna.

Tenaga yang kita sia-siakan untuk mengeluhkan kehidupan, adalah sebetulnya tenaga yang kita butuhkan untuk memperbaiki kehidupan.

Maka,

Bertenagalah untuk yang membaikkan.
Kita tidak mungkin menjadi pribadi yang terpelajar, jika kita malas belajar.

Kita tidak mungkin menjadi pribadi yang kuat dan sejahtera, jika kita hanya mendahulukan yang mudah dan yang aman-aman saja.

Marilah kita sadari, bahwa ...

Ketidak-bahagiaan di tempat yang membayar kecil – adalah perintah untuk mengupayakan rezeki di tempat yang lebih berkah, dalam pekerjaan yang bermanfaat bagi sesama.

Tidak ada yang tidak diketahui oleh Tuhan.
Tidak ada yang terjadi yang tanpa ijin-Nya.
Dan. tidak ada yang diijinkan-Nya terjadi yang bukan untuk kebaikan kita.

Maka sambutlah keadaan buruk, sebagai perintah agar kita tegas hanya melibatkan diri dalam pikiran, dalam perasaan, dan dalam pekerjaan yang lebih bermanfaat.

Jika yang Anda inginkan sedikit, maka penuhilah syarat yang juga sedikit bagi pencapaiannya.

Tetapi, ...

Jika yang Anda inginkan besar dan banyak, maka besarkanlah peran Anda bagi kebaikan banyak orang.

Tanpa sebuah sebab, tidak akan ada akibat.

Kita-lah sebab bagi kesejahteraan dan kebahagiaan kehidupan kita sendiri.

………..
Untuk setiap hak, ada kewajiban.

Maka marilah kita pastikan bahwa kita ikhlas bekerja dalam seutuh-utuhnya ketulusan.

Tuhan adalah sebaik-baiknya Penghitung dan Penyejahtera. Jangan pernah ragukan itu.
Selengkapnya...

ANDA YANG MENJADIKAN DIRI ANDA SENDIRI, BUKAN ORANG LAIN


.

Anda menjadikan diri Anda sendiri.

Semua yang Anda LAKUKAN
dan yang TIDAK Anda lakukan –
telah menjadikan apa adanya Anda sekarang.

Pertanyaannya adalah, …

Apakah Anda dijadikan oleh yang Anda lakukan,
atau LEBIH dijadikan oleh yang TIDAK Anda lakukan?

Mohon Anda pikirkan yang ini, ...

Dua hal yang mencegah kita dari mencapai kesejahteraan, kebahagiaan, dan kemuliaan adalah:

Tidak melakukan yang seharusnya kita lakukan, dan

Melakukan yang seharusnya tidak kita lakukan.

Kelihatannya, kita perlu memaksa diri atau dipaksa oleh seseorang yang lebih kuat daripada kecenderungan diri kita untuk melemahkan diri sendiri.

Apakah Anda mengenal seseorang,
yang jika Anda serahkan kepemimpinan hidup Anda kepadanya,
Anda akan dijadikan olehnya pribadi yang damai, ceria, percaya diri, dan tegas?

Jika Anda mengenal orang seperti itu,
pelajarilah apa saja yang akan dilakukannya kepada Anda –
untuk menjadikan Anda pribadi yang baru,
lalu lakukan persis itu semua.

Lakukanlah yang baik bagi Anda,
sebagai tanggung-jawab pribadi Anda.

Patuhlah pada cara-cara yang baik,
dan Anda akan mulai melihat dan merasakan perubahan yang bernilai,
karena Anda berfokus pada melakukan yang berguna,
dan tidak melakukan yang tidak menjadikan Anda pantas bagi keberhasilan.

Dengannya Anda membahagiakan Tuhan,
yang kemudian merestui upaya Anda untuk menjadi pribadi yang diindahkan kedamaiannya, yang dikayakan dengan keluarga, harta, kewenangan, dan nama yang harum.

………..
Selengkapnya...

MASA DEPAN TAK PASTI


.

Masa depan memang selalu tidak pasti.

Ketidak pastian masa depan bukanlah sesuatu yang baru saja terjadi. Karena, kepastian masa depan adalah kewenangan penuh Tuhan, bahkan sebelum penciptaan waktu.

Maka, anjurannya bagi kita adalah:

1. Damaikanlah diri ini dengan kenyataan bahwa memang masa depan akan selalu tidak pasti.

2. Ikhlaskanlah diri ini untuk menjadi sebaik-baiknya SEBAB bagi kesejahteraan dan kebahagiaan hidup kita.

………..

Maka, marilah kita pegang logika pembongkar batasan mental berikut ini, yang mungkin selama ini mengusik kedamaian kita

Jika segala sesuatu tidak pasti, maka semuanya mungkin.

Jika kita memulai usaha sendiri, karena ingin memenuhi panggilan hati untuk menjadi pribadi yang bebas membangun kemandirian finansial - akan selalu ada kemungkinan untuk gagal. Tetapi, itu juga berarti akan selalu ada kemungkinan untuk berhasil.

Tinggal sekarang, apakah kita termasuk pribadi yang tulus dalam melayani bagi keuntungan pelanggan kita, rajin, bekerja keras, menggunakan hasil dari usaha sebagai penguat usaha berikutnya, dan sebagai penafkah yang jujur bagi kebaikan keluarga.

Itu sebabnya, tugas kita BUKAN HANYA berupaya, tugas kita adalah berupaya dengan kejujuran yang utuh, dengan kesungguhan yang penuh, dan dengan niat yang murni untuk berperan bagi kebaikan kehidupan sesama.

Upaya adalah pengubah nasib.

Jangan pernah sepelekan upaya.
Jangan pernah katakan HANYA bagi upaya Anda.


Memang betul semuanya ditetapkan dan ditentukan oleh Tuhan. Tetapi upaya Anda adalah KEHARUSAN yang ditetapkan oleh Tuhan sebagai syarat pemenuhan semua permintaan Anda.

Jangan pernah katakan ‘kita HANYA berupaya.’

Upaya adalah syarat. Tuhan tidak akan mengubah nasib sebuah kaum, KECUALI jika kaum itu berupaya.

Berarti, bagi orang yang TIDAK berupaya, tidak ada apa dan siapa pun yang bisa menolongnya, karena Tuhan tidak akan mengubah nasib orang itu, kecuali jika dia berupaya.

Itu sebabnya, tidak ada orang tua, Presiden, Gubernur, Walikota, Bupati, Camat, Kepala Desa, dan tidak ada pemuka apa pun yang bisa menolong warganya yang malas dan gemar berkecil hati.

Upaya adalah pengubah nasib.

Jangan pernah katakan HANYA untuk upaya.
Masa depan memang tidak pernah pasti.

Tetapi, …

Justru dalam keadaan yang tidak pasti, kita berkesempatan untuk mencoba yang tidak mungkin dalam keadaan biasa .

Apakah ada paksaan yang lebih hebat untuk belajar, daripada rasa takut karena kemungkinan besar kita tidak lulus?

Apakah ada kekuatan yang lebih besar untuk mengingatkan kita, agar kita menjadi murid dan mahasiswa yang baik, selain saat kita sangat ketakutan tidak lulus?

Tetapi akan selalu ada murid dan mahasiswa yang belajar untuk takut dan kemudian TIDAK takut, TANPA memperbaiki sikap dan perilaku. Mereka akan memasuki masa depan yang pasti tidak damai, yang pasti tidak membanggakan, dan yang pasti sulit dihargai tinggi oleh orang yang akan mempekerjakannya nanti.

Maka marilah kita mencoba melakukan yang selama ini sudah kita ketahui sebagai yang baik.

Siapa pun yang menunda melakukan yang baik,
harus ikhlas hidup dan bernafas dalam kegelisahan.

Maka, jika kegelisahan adalah hadiah bagi penundaan dan penghindaran kita dari bersikap dan berlaku baik,

BERARTI …

Kedamaian dan kegembiraan adalah hadiah bagi penyegeraan dan kesungguhan kita untuk bersikap dan berlaku baik.

Sahabat saya, … Anda sangat disayangi oleh Tuhan.

Sekarang,
cobalah pikirkan yang ini,
dan lihatlah melalui jendela hati Anda yang mulia:

Siapakah yang lebih berpedih hati?

Tuhan, yang menyangi kita, tetapi ‘terhalangi’ oleh ketidak-sediaan kita untuk bersikap dan berlaku yang menjadikan-Nya ‘bebas’ menghadiahi kita dengan rahmat bagi upaya kita?

Atau,

Orang yang gemar mendahulukan istirahat dan kesenangan sementara, yang menunda yang sudah diketahuinya harus dilaksanakan, yang hanya berdoa tetapi tidak bertindak, yang bertindak kecil tetapi meminta yang besar, dan yang berprasangka tidak ramah kepada niat-niat mulia Tuhan?

Siapakah yang lebih berpedih hati?

Marilah kita ikhlaskan hati kita untuk menerima, bahwa …

Kebahagiaan Tuhan adalah pembuka pintu-pintu rahmat.

Bukankah telah lama disampaikan berita gembira ini kepada kita?

Bahwa, …

Dalam peran kita bagi kemanusiaan, sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi sesamanya.

Dan, …

Dalam hubungan kita dengan Tuhan, sebaik-baik manusia adalah yang dekat dan taat kepada Dzat Yang Tiada Berbanding.
Selengkapnya...

MENUNTUT = MEMINTA + KESUNGGUHAN


.


Pergaulan adalah tempat ditetapkannya standar.

Seorang muda yang bergaul dengan pribadi-pribadi yang santun dan bersemangat mewujudkan impian-impian besar mereka, akan menjadi orang muda yang berhasil tanpa harus menjadi tua, dan menjadi pribadi anggun tanpa harus dilahirkan dalam keluarga ningrat.

Sedangkan dia yang menyediakan matanya bagi pemandangan yang kusam norma – tidak akan mengenali kebaikan yang berada dalam jangkauannya.

Dia yang menyediakan telinganya bagi kata-kata rendah nan hasut – tidak akan mengerti anjuran-anjuran baik yang akan memuliakannya.

Dan dia yang menggerakkan tubuhnya mengikuti gerakan orang-orang yang tuna malu – akan menolak berjalan dengan cara yang akan meninggikan derajatnya.


Anda harus menetapkan standar kualitas untuk yang dapat Anda terima dalam karir dan kehidupan pribadi Anda.

Jika tidak, Anda akan sering diharuskan menerima apa adanya.

Padahal, …

Menerima apa adanya bukanlah sikap yang mewakili keberserahan kepada Tuhan.

Karena,

Mengupayakan tercapainya yang TERBAIK,
adalah sikap orang yang mensyukuri apa pun yang telah ada pada dirinya, UNTUK mencapai yang LEBIH BAIK bagi dirinya, keluarganya, dan bagi sebanyak-mungkin orang lain.

Anda harus menuntut pencapaian yang terbaik dari pekerjaan Anda, jika tidak - tuntutan yang sama AKAN ditetapkan oleh orang lain kepada Anda.

Dan mungkin,

Tidak ada orang yang lebih disia-siakan hidupnya, daripada dia yang diharuskan menerima apa adanya, saat yang lebih baik masih mungkin baginya.

………..

Jika yang lebih baik bagimu - masih mungkin, mengapakah engkau berhenti pada yang cukup?

Bukankah kebutuhan hidupmu tumbuh, dan segera menjadikan yang tadinya cukup bagimu itu – sekarang kurang?

Janganlah engkau bersikap seperti rendah hati dan bersahaja, tetapi yang sebetulnya adalah topeng dari hati malas mu.

Di atas bumi ini berserakan rezeki Tuhan mu, yang disediakan untukmu, dan yang akan kau temukan jika engkau mencari.

Bukankah engkau telah meminta? Dan bukankah untuk yang meminta, sudah disiapkan pemberian? Dan bukankah sebetulnya telah banyak sekali pemberian yang kau terima, yang sebetulnya belum pernah kau minta?

Tetapi, lebih sering daripada tidak – engkau berhenti sejengkal dari hadiahmu, berdiri di atas bungkusan penyejahteraan diri dan keluargamu; tetapi engkau sedang asyik menengokkan wajah iri mu ke arah orang-orang yang dengan penuh kesyukuran menunduk dan memungut hadiah-hadiah mereka.

Adikku yang hatinya ranum bagi keikhlasan yang menyejahterakan dan membahagiakan,

Terimalah ini dengan ramah, walau mungkin belum sepenuhnya kau mengerti maksudku, bahwa …

Engkau hanya akan mendapat yang kau tuntut.

Orang yang meminta, tidak pernah se-bersungguh-sungguh orang yang menuntut.

Karena,

Jika engkau menuntut, engkau akan menambahkan kesungguhan pada permintaanmu.

Engkau akan merajinkan diri. Engkau akan mengisi waktumu dengan pekerjaan yang bernilai. Engkau akan menjadikan hubunganmu dengan orang lain sebagai kesempatan untuk menyampaikan keuntungan. Engkau akan menjadikan kehadiranmu sebagai pengindah perasaan orang lain.

Engkau akan ikhlas dalam bekerja, dan berserah dalam menunggu hasil dari upayamu.

Dengannya, engkau mendapat yang kau minta dengan kesungguhan.

Jika engkau bersungguh-sungguh mengupayakan yang terbaik, engkau akan mendapatkan yang terbaik.

Sehingga,

Engkau hanya akan mendapat yang kau tuntut.

Dan karena keikhlasan hatimu untuk melayani bagi kebahagiaan saudara dan sahabatmu,
dan karena kesabaranmu dalam mengatasi kesulitan dan cobaan,
engkau menjadi jiwa yang pantas menuntut.

Dan yang pantas menuntut,
akan mendapatkan yang dituntutnya,
dan yang dilebihkan rahmat baginya
karena keikhlasannya dalam menjadikan Tuhan
sebagai penghitung bagi kebaikan
yang dilebihkannya bagi sesama.

Maka,
adikku yang dititipkan oleh ibumu kepada ibuku,
agar aku melebihkan kasih sayangku kepadamu,

ingatlah selalu, bahwa …

Menuntut adalah meminta dengan kesungguhan yang penuh.

Maka, …

Jadilah pribadi yang pantas untuk menuntut yang terbaik.

Karena,

Dia yang menuntut yang terbaik, akan mendapatkan yang terbaik.

………..

Mudah-mudahan kita lebih tercerahkan dengan pengertian yang lebih baik mengenai tuntutan kita kepada kehidupan, agar kita menjauhkan diri dari perilaku menuntut tanpa menjadi pribadi yang pantas menuntut.

Mudah-mudahan Tuhan membersihkan hati dan pikiran kita dari pengertian-pengertian yang membatalkan ketepatan sikap dan perilaku kita, dan memastikan agar kita hanya bersikap yang baik, berpikir yang baik, dan berlaku yang baik.

Karena, hati yang baik adalah sumber dari semua kebaikan hidup. Dan, …

Apakah ada pilihan masa depan yang selain kebaikan, bagi jiwa yang baik seperti Anda?


Duh … seandainya setiap jiwa Indonesia bisa se-ikhlas itu ya?,
karena dengannya kita akan menggunakan kata-kata yang baik bagi penyelesaian masalah-masalah kita,
dan kita tidak akan melihat perlunya pertengkaran dan perusakan kehidupan kita sendiri - karena ketidak-ramahan kita dalam bersaudara dan bersahabat.

Marilah kita menjadi teladan dan pengundang bagi sebanyak mungkin saudara kita, agar kita berbicara dengan baik, dengan bahasa yang baik, dan dengan kesetiaan kepada yang benar dan dalam kesabaran.
Selengkapnya...